Perbedaan antara 4EA Framework,Zachman,TOGAF,FEA,dan Gartner


1.      1.     EA  Framework
mengidentifikasikan jenis informasi yang dibutuhkan untuk mendeskripsikan 

arsitektur  enterprise, mengorganisasikan jenis informasi dalam struktur logis, dan mendeskripsikan hubungan antara jenis informasi tersebut. Informasi dalam arsitektur  enterprise sering dikategorikan dalam model-model atau sudut pandang arsitektural(Setiawan, 2009).  

Dalam mengembangkan arsitektur  enterprise, perlu diadopsi atau dikembangkan sendiri suatu EA framework untuk arsitektur  enterprise. Terdapat berbagai macam  framework yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan arsitektur enterprise, seperti: Zachman Framework, Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF), DoD Architecture Framework (DoDAF), Treasury Enterprise Architecture  Framework (TEAF), The Open Group Architectural Framework (TOGAF), dan lain-lain(Setiawan, 2009).  

Perkembangan EA framework ini dapat dilihat pada Gambar 1 sejak John Zachman memperkenalkan konsep enterprise architecture-nya pada 1987 hingga tahun 2005(Setiawan, 2009).


Dalam pengembangan atau pengelolaan produkarsitektur  enterprise terdapat berbagaiproses/metodologi yang dapat diadopsi. Contoh EAProses misalnya: DODAF Six Step Process,Enterprise Architecture Planning (EAP) oleh StevenSpewak yang berbasis pada Zachman Framework,Building Enterprise Information Architecture:Reengineering Information Systems oleh Melissa A.Cook yang juga berbasis pada Zachman Framework,Practical Guide to the Federal EnterpriseArchitecture yang berbasis pada Federal Enterprise

Architecture Framework (FEAF), dan TOGAFArchitecture Development Method (ADM). Dalammakalah ini, EA Framework yang digunakan adalahZachman Framework, sedangkan EA Prosesnyaadalah Enterprise Architecture Planning (EAP)(Setiawan, 2009).


2.      2.       Zachman Framework

Oleh Abdullah Umar

Konsep enterprise architecture sendiri muncul pada tahun 1980-an. Saat itu seorang peneliti bernama John Zachman menemukan bahwa dokumen-dokumen enterprise architecture itu bermacam-macam, ada dalam bentuk tulisan (teks), diagram-diagram, gambar-gambar, dan lain-lain. Dokumen-dokumen yang banyak tersebut, kadang-kadang menjelaskan hal yang sama namun dari sudut pandang yang berbeda(Imbar, 2007).

Agar dokumen-dokumen tersebut dapat mudah dipahami dan mudah dikelola, maka Zachman mengusulkan agar dokumen-dokumen tersebut dikelompok-kelompokan. Tata cara pengelompokkan dokumen-dokumen enterprise architecture itu disebut dengan ”Zachman Framework”. Jadi tujuannya sederhana, yaitu supaya dokumen-dokumen enterprise architecture yang banyak itu dapat mudah dimengerti, dikelola dan dimanfaatkan(Imbar, 2007).

Salah satu framework untuk pengembangan enterprise architecture (EA) adalah framework yang diperkenalkan oleh Zachman atau disebut dengan Framework Zachman. Framework Zachmanmerupakan suatu alat bantu yang dikembangkan untuk memotret arsitektur organisasi dari berbagai sudut pandang dan aspek, sehingga didapatkan gambaran organisasi secara utuh. (Setiawan, 2009). Zachman framework, dikeluarkan oleh Zachman Institut for Framework Advancement (http://www.zifa.com) sebagai hasil pemikiran dari John Zachman (Widyantoro, 2005).

Zachman  mengidentifikasikan sebuah  framework  dengan  enam tingkatan  arsitekur  yang  dimulai  dengan tingkat  konseptual  hingga  detail rancangan dan konstruksi sebuah system. Aspek yang penting lainnya adalah definisi yang  jelas  dan  perbedaan  dari  ketiga arsitektur, yakni: arsitektur data, arsitektur proses  (aplikasi),  dan  arsitektur  jaringan (teknologi)(Bobi Kurniawan, Tanpa Tahun).

Dalam Zachman Framework, digunakan istilah  kontekstual, konseptual, logikal,  dan   fisik, yang masing-masing mewakili perspektif perencana dan/atau pemilik perusahaan, perspektif manajemen, perspektif perancang sistem informasi dan perspektif pelaksana. Pada tingkat logikal, akan digunakan UML (Unified Modeling Language) yang dibutuhkan untuk pemodelan bisnis dan aplikasi  software(Dimyati, 2008).

Zachman Framework digunakan dengan beberapapertimbangan. Berikut ini pertimbangan pemilihan ZachmanFramework (ZF) untuk mengembangkan arsitekturinformasi perusahaan(Dimyati, 2008), yaitu:

•        Mengingat kondisi perusahaan, dimanatelah diimplementasikan berbagai aplikasi yangdibangun atas kebutuhan mendesak suatu unit,maka  framework pengembangan arsitekturinformasi perusahaan disarankan memakai ZF.

•        Mudah untuk dipahami tidak bersifat teknis, tapibenar-benar logik.

•        Memusatkan perhatiaan pada perusahaan secarakeseluruhan.

·         ZF menuntun pengguna untuk berfikirmenentukan pilihan yang terbaik, dimana  dapatmenempatkan persoalan itu pada konteksperusahaan (planning tool).

•        Zachman Framework dapat digunakan dalamkonteks perusahaan kecil, menengah maupunskala besar.

Framework Zachman untuk arsitektur  enterprise dapat diilustrasikan seperti pada gambar 2. Keenam baris pada gambar 2  menyajikan enam pandangan (perspektif), sebagaimana yang dipandang oleh perencana, pemilik, perancang, pembangun, dan  functioning enterprise. (Setiawan, 2009). Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a.      Planner/Perencana: yang menetapkan objek dalam pembahasan; latar belakang, lingkup, dan tujuan enterprise

b.      Owner/Pemilik: penerima atau pemakai produk/jasa akhir dari enterprise

c.       Designer/Perancang: perantara antara apa yang diinginkan (pemilik) dan apa yang dapat dicapai secara teknis dan fisik

d.      Builder/ Pembangun: pengawas/pengatur dalam menghasilkan produk/jasa akhir

e.      Subkontraktor: bertanggung jawab membangun dan merakit bagian-bagian dari produk/jasa akhir

f.        Functioning  enterprise: wujud nyata dari produk/jasa akhir

3.      TOGAF (The Open Group Architecture Framework)
          The Open Group Architecture Framework merupakan framework yang digunakan untuk arsitektur perusahaan yang menyediakan metode dan tool secara komprehensif untuk membantu dalam merencanakan dan mengimplementasikan enterprise architecture.


Gambar framework TOGA


Gambar di atas merupakan tahapan dari TOGAF yang memiliki beberapa fase yang akan di jelaskan sebgai berikut :
a. Preliminary
       Mempersiapkan apa aja yang diperlukan untuk membangun enterprise architecture. Pada fase ini bertujuan untuk mengkonfirmasi komitmn dari manajemen, penentuan framework dari prinsip arsitektur yang akan digunakan pada pengembangan enterprise architecture.

b. Architecture Vision
        Menciptakan pandangan mengenai pentingnya enterprise architecture untuk mencapai sebuah tujuan organisasi / perusahaan yang di rumuskan dalam bentuk strategi untuk menentukan ruang lingkup dari arsitektur yang akan dikembangkan. Pada fase ini berisi barbagai pertanyaan yang diajukan untuk mendapatkan arsitektur ideal.

c. Business Architecture
        Mendefinisikan kondisi awal arsitektur bisinis yang diinginkan berdasarkan skenario bisnis.

d. Information System Architecture
        Memfokuskan bagaimana data digunakan untuk kebutuhan fungsi bisnis, proses dan layanan. Teknik yang dapat digunakan pada fase ini seperti ER-Diagram, Class Diagram dan Object Diagram.

e. Technology Architecture
        Membangun arsitektur teknologi yang di inginkan dimulai dari penentuan jenis kandidat teknologi yang diperlukan dengan menggunakan Technology Portofolio Catalog yang meliputi perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Pada fase ini mempertimbangkan alternatif  yang diperlukan dalam pemilihan teknologi.

f. Opportunities and Solution
        Menekankan manfaat dari enterprise architecture yang meliputi arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi. Pertimbangan ini menjadi dasar bagi stakeholder untuk memilih dan menentukan arsitektur yang digunakan.

g. Migration Planning
        Dilakukannya penilaian untuk menentukan rencana migrasi dari suatu sistem informasi. Teknik yang digunakan untuk pemodelannya dengan matrik penilaian dan keputusan terhadap kebutuhan utama dan pendukung dalam organisasi / perusahaan.

h. Implementation Planning
        Menyusun rekomendasi pelaksanaan tata kelola teknologi informasi yang telah dilakukan meliputi tata kelola organisasi, tata kelola informasi dan tata kelola arsitektur.

i. Architecture Change Management
        Menentukan prosedur yang digunakan untuk mengelola perubahan ke arsitektur baru dengan tujuan memastikan bahwa siklus hidup arsitektur tetap dipertahankan. Tahapan ini menetapkan bahwa tata kelola architecture framework tetap dijalankan dan memastikan kemampuan arsitektur perusahaan memenuhi syarat yang ada.


4.   FEAF (Federal Enterprise Architecture Framework)
        Federal Enterprise Architecture Framework diperkenalkan oleh Fedelar CIO Council pada tahun 1999 untuk mengembangkan enterprise architecture dalam berbagai Federal Agency atau sistem yang melewati batas multiple inter-agency. FEAF adalah sebuah karya yang menyediakan struktur untuk mengembangkan, memelihara dan mengimplementasikan lingkungan operasional di top-level dan mendukung implementasi dari sistem TI. Dengen kata lain digunakan untuk menggambarkan keadaan sebuah lembaga pada saat ini dan masa depan serta menjabarkan rencana untuk transisi dari kondisi saatini kemasa depan. Hal ini dirancang untuk mempermudahkan manusia dalam berbagi informasi dan sumber daya di seluruh badan badan federal.

Gambar framework FEA


5. Gartner (Formely, The Meta Framework) 
       Menurut Gartner, arsitektur enterprise adalah mengenai menyatukan tiga unsur yaitu pemilik bisnis, spesialis informasi, pelaksana teknologi. Arsitektur enterprise dalam tampilan Gartner adalah tentang strategi bukan tentang teknik. Hal ini difokuskan pada tujuan. Salah satu visi yang memiliki konsekuensi besar adalah di arsitektur bisnis, informasi dan teknik.



Perbandingan Enterprise Architecture Framework
      Dalam metodologi enterprise architectur memiliki pendekatan yang berbeda - beda. Disamping itu ada 12 kriteria yang sering dijadikan pembanding untuk mengevaluasi perusahaan - perusahaan arsitektur metodologi. Namun tidak semua kriteria yang ada relevan dengan sebuah perusahaan, jadi semua tergantung dari kebutuhan sebuah perusahaan atau organisasi. Namun 12 kriteria tersebut dapat dijadikan titik awal untuk mengevaluasi sebuah organisasi atau perusahaan. Adapun urutan dari metodologi yang di terapkan antara lain :
         1. Very poor  = kurang 
         2. Inadequate = tidak memadai
         3. Acceptable = diterima
         4. Very good  = sangat baik
Berikut merupakan kriteria - kriteria yang digunakan
a. Taxonomy completes : Mengacu pada seberapa baik anda dapat menggunakan metodologi untuk mengklasifikasi berbagai artefak arsitektur.
b. Process completeness : Mengacu pada bagaimana metodologi memandu anda melalui proses langkah demi langkah untuk menciptakan arsitektur enterprise.
c. Reference model guidance : Mengacu pada bagaimana metodologi berguna dalam membantu membangun satu set model referensi.
d. Practice guidance : Mengacu pada berapa banyak metodologi membantu anda mencerna pola pikir arsitektur perusahaan ke organisasi anda.
e. Maturity model : Mengacu pada berapa banyak panduan metodologi memberi anda dalam menilai efektifitas dan kematangan organisasi yang berbeda dalam perusahaan anda dalam menggunakan enterprise architecture.
f. Business Focus : Mengacu pada apakah metodologi akan fokus pada penggunaan teknologi untuk mendorong nilai bisnis, dimana nilai bisnis secara khusus didefinisikan sebagai biaya dikurangi dan atau pendapatan meningkat.
g. Governance guidance : Mengacu pada berapa banyak metodologi membantu dalam memahami dan menciptakan model pemerintahan yang efektif untuk enterprise architecture.
h. Partitioning guidance : Mengacu pada seberapa baik metodologi akan memimpin ke dalam partisi otonom yang efektif dari perusahaan, yang merupakan pendekatan yang penting untuk mengelola kompleksitas.
i. Prescriptive catalog : Mengacu pada seberapa baik metodologi memandu anda dalam menyiapkan katalog aset arsitektur yang dapat digunakan kembali dalam kegiatan di masa depan.
j. Vendor neutrality : Mengacu pada seberapa besar kemungkinan anda untuk menjadi terkunci ke sebuah konsultan tertentu dengan mengadopsi metodologi ini.
k. Information availability : Mengacu pada jumlah dan kualitas informasi gratis atau murah tentang metodologi ini.
i. Time to value : Mengacu pada kemungkinan lamanya waktu anda akan menggunakan metodologi ini sebelum anda mulai menggunakannya untuk membangun solusi yang memberikan nilai bisnis yang tinggi



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sertifikasi TOGAF 2018: Mengapa, Apa dan Bagaimana ?

Perbedaaan Perangkat Lunak Agile Software Development Methodology,Rapid Application Development,Dynamic System Development Model Methodology,Extreme Programing Methodology,Scrum Development Methodology